Sabtu, 07 Juli 2012

Tidak Selalu Harus Berwujud "Bunga"

>>>>> di kutip dari sebuah web<<<<<< (bukan tulisan saya, saya copas karena suka)



Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.

Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa ?", tanya suami saya dengan terkejut. 

"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan," jawab saya.

Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam didepan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya ?

Dan akhirnya suami saya bertanya," Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu ?"

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan merubah pikiran saya:

Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung. Kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya ?"

Dia termenung dan akhirnya berkata,"Saya akan memberikan jawabannya besok."

Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan...

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya. Saya melanjutkan untuk embacanya.

"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu 'teman baik kamu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi aneh'.

Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami."

"Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu.

Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu."

"Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah.

Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu."

"Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir menangisi kematian saya." "Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untuk itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.

"Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu." 

"Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu. Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia." 

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya. 

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu. 

Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".

Kamis, 05 Juli 2012

Ayo Kita Outbond ^_^



Liburan memang hal yang ditunggu-tunggu oleh setiap orang, apalagi bagi para karyawan yang setiap hari disibukkan oleh pekerjaan rutin penuh tekanan yang kadang membuat stress bukan kepalang. Bagi para pemilik perusahaan ada baiknya mengembalikan motivasi dan semangat kerja baru yang dapat memicu performance karyawannya. Cara terbaik adalah dengan Outbound yang digabung dengan training, hasilnya…… pasti efektif.  Karena selain dapat merefresh fikiran dan jiwa karyawannya, pembangunan Character Building dalam bekerja dapat lebih masuk dan efektif diserap oleh para pesertanya apalagi Outbound selalu disertai oleh proses implementasi dari para trainernya.

Outbound sendiri merupakan sebuah metode training di alam bebas yang menggabung antara permainan-permainan kreatif dengan peningkatan jiwa Kepemimpinan, Komunikasi, Change Management, Team Building, Motivasi, dan lain sebagainya seperti termasuk dalam pembangunan Character Building.  Dalam kegiatan ini, peserta dibagi menjadi beberapa team dan setiap team diberikan beberapa tugas atau kegiatan khusus yang harus diselesaikan dengan jangka waktu tertentu. Jadi, secara tidak langsung dari kegiatan ini, kita dapat mereview sejauh mana performance dan koordinasi setiap orang dalam bekerja.

Nilai tambah dalam kegiatan ini adalah menciptakan keharmonisan antara para karyawan yang mungkin tidak kenal satu sama lain serta membentuk jiwa kerja sama team dalam bekerja, karena dalam outbound mereka dipicu untuk bekerja dalam sebuah team untuk membentuk strategi yan efektif. Belum lagi dengan kegiatan-kegiatan yang disukai oleh para peserta membuat kegiatan improvement tidak rentan mendapat feedback negative dari para pesertanya atau lebih mudah diterima. Minimnya terdapat resiko bahwa hasil training ini jauh dari yang diharapkan, bahkan terdapat kemungkinan terjadi perubahan dalam perilaku kerja yang lebih positif.

* ada satu atau dua kalimat yang saya petik dari artikle lain tp sisanya ...... he he he gara2 keseringan ngurusin Outbond d ktr, wkwkwkwk

Selasa, 03 Juli 2012

Brief History of Six Sigma


Six Sigma

Pada era Global Competition saat ini, praktisi bisnis senior mana yang tidak kenal dengan istilah “Six Sigma”.  Istilah ini merupakan nama besar dari sebuah konsep pengukuran standar dalam strategi bisnis yang diperkenalkan oleh Bill Smith, seorang Engineer di perusahaan Motorola pada tahun 1981 dan hingga kini menjadi Trademark perusahaan tersebut. Seiring waktu, six sigma pun berevolusi, tidak hanya menjadi perangkat dalam melakukan quality system, tetapi telah menjadi bagian dari cara berbisnis yang selayaknya dijalankan oleh setiap perusahaan.



Terdapat sebuah cerita mengenai  pemimpin besar seperti Larry Bossidy (Allied Signal/sekarang berganti nama menjadi “Honeywell”) dan Jack Welch (General Electric Company). Pada satu hari saat mereka bermain golf bersama, Jack bertaruh pada Larry bahwa dia mampu untuk mengimplementasikan Six Sigma jauh lebih cepat dan dengan hasil yang lebih besar. Akhirnya, hasil dari pertaruhan mereka menjadi jawaban bagi mereka sendiri dalam melihat efektifitas dan efficiency konsep tersebut.

Namun apakah semua perusahaan dapat begitu saja berhasil dalam mengimplementasikan Six Sigma seperti Jack Welch dan Larry Bossidy? Tidak banyak perusahaan yang mengeluhkan kesulitan dalam pencapaian konsep tersebut. Contohnya, setelah implementasi Six Sigma ada perusahaan yang mengeluhkan bahwa walaupun mereka sudah mendapatkan kenaikan dalam bottom line dan penghematan dalam proses produksi mereka, namun ternyata kesalahan dalam implementasi yang mereka lakukan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas produk sehingga terjadinya kehilangan pelanggan dalam jumlah yang cukup besar. Masih banyak contoh lain yang dikeluhkan oleh beberapa praktisi bisnis yang kurang menyeluruh dalam memahami dan mengimplementasikan Six Sigma.

Identifikasi yang dilakukan sebagai penyebab kegagalan tersebut dapat kita lihat secara garis besar adalah 
  1. Kurangnya komitment dari para senior management.
  2. Inisiatif yang timbul setelah pelatihan, lebih pada menjalankan sebuah project, bukan pada rencana untuk  mencapai target yang ingin dicapai dan relevansinya dengan masalah yang sedang dihadapi.

Jika sebuah perusahaan dan para senior managementnya sudah berkomitment pada project tersebut maka proses untuk implmentasinya akan lebih mudah. Lain halnya jika masalah muncul adalah pada penyebab yang kedua, perusahaan berharap bahwa Project Six Sigma dapat dijalankan dengan otomatis berdampak pada performance perusahaan baik bottom line ataupun performance lainnya.
Untuk mencapai hasil yang diinginkan, penekanan implementasi yang sesuai sangat diperlukan saat training awal six sigma dijalankan. Tim kami dalam PQI Consultant menyediakan Training dan Consultasi terkait Six Sigma yang bersifat holistic bagi Perusahaan Anda.

Please don't hesitate to contact us ^_^

note :

  1. Sejarah mengenai Six Sigma di ambil dari beberapa sumber (wikipedia dan buku2 Six Sigma--->  saling melengkapi dari potongan sejarah yang terpisah ^_^)
  2. Entri ini juga didasari oleh tugas (bantu2 atasan waktu beliau ngurus Six Sigma *_*)

My Visitor ^_^