Six Sigma
Pada era Global Competition saat ini, praktisi bisnis senior mana yang tidak kenal dengan istilah “Six Sigma”. Istilah ini merupakan nama besar dari sebuah konsep pengukuran standar dalam strategi bisnis yang diperkenalkan oleh Bill Smith, seorang Engineer di perusahaan Motorola pada tahun 1981 dan hingga kini menjadi Trademark perusahaan tersebut. Seiring waktu, six sigma pun berevolusi, tidak hanya menjadi perangkat dalam melakukan quality system, tetapi telah menjadi bagian dari cara berbisnis yang selayaknya dijalankan oleh setiap perusahaan.
Terdapat sebuah cerita mengenai pemimpin besar seperti Larry Bossidy (Allied Signal/sekarang berganti nama menjadi “Honeywell”) dan Jack Welch (General Electric Company). Pada satu hari saat mereka bermain golf bersama, Jack bertaruh pada Larry bahwa dia mampu untuk mengimplementasikan Six Sigma jauh lebih cepat dan dengan hasil yang lebih besar. Akhirnya, hasil dari pertaruhan mereka menjadi jawaban bagi mereka sendiri dalam melihat efektifitas dan efficiency konsep tersebut.
Namun apakah semua perusahaan dapat begitu saja berhasil dalam mengimplementasikan Six Sigma seperti Jack Welch dan Larry Bossidy? Tidak banyak perusahaan yang mengeluhkan kesulitan dalam pencapaian konsep tersebut. Contohnya, setelah implementasi Six Sigma ada perusahaan yang mengeluhkan bahwa walaupun mereka sudah mendapatkan kenaikan dalam bottom line dan penghematan dalam proses produksi mereka, namun ternyata kesalahan dalam implementasi yang mereka lakukan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas produk sehingga terjadinya kehilangan pelanggan dalam jumlah yang cukup besar. Masih banyak contoh lain yang dikeluhkan oleh beberapa praktisi bisnis yang kurang menyeluruh dalam memahami dan mengimplementasikan Six Sigma.
Identifikasi yang dilakukan sebagai penyebab kegagalan tersebut dapat kita lihat secara garis besar adalah
- Kurangnya komitment dari para senior management.
- Inisiatif yang timbul setelah pelatihan, lebih pada menjalankan sebuah project, bukan pada rencana untuk mencapai target yang ingin dicapai dan relevansinya dengan masalah yang sedang dihadapi.
Jika sebuah perusahaan dan para senior managementnya sudah berkomitment pada project tersebut maka proses untuk implmentasinya akan lebih mudah. Lain halnya jika masalah muncul adalah pada penyebab yang kedua, perusahaan berharap bahwa Project Six Sigma dapat dijalankan dengan otomatis berdampak pada performance perusahaan baik bottom line ataupun performance lainnya.
Untuk mencapai hasil yang diinginkan, penekanan implementasi yang sesuai sangat diperlukan saat training awal six sigma dijalankan. Tim kami dalam PQI Consultant menyediakan Training dan Consultasi terkait Six Sigma yang bersifat holistic bagi Perusahaan Anda.
Please don't hesitate to contact us ^_^
note :
Please don't hesitate to contact us ^_^
note :
- Sejarah mengenai Six Sigma di ambil dari beberapa sumber (wikipedia dan buku2 Six Sigma---> saling melengkapi dari potongan sejarah yang terpisah ^_^)
- Entri ini juga didasari oleh tugas (bantu2 atasan waktu beliau ngurus Six Sigma *_*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar